TEORI
KEPRIBADIAN SEHAT
Untuk menjelaskan tentang
kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak
dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik
dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan
Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori
Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull,
Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya.
1.
ALIRAN PSIKOANALISA
Teori
kepribadian dengan pendekatan psikoanalisa sangat dipengaruhi oleh Sigmund
Freud (1856-1939), Bapak Psikoanalisa yang sangat terkenal. Aliran ini melihat
dari sisi negative individu, masa lalu, analisis mimpi (jalan istimewa menuju
ketidaksadaran), dan juga alam bawah sadar, yang tersusun dari 3 sistem pokok
yaitu : id, ego, dan superego.
Freud
juga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan
sejauh mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu:
a) Tingkat
sadar atau kesadaran (conscious level)
Pada tingkat ini
aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan
lain-lain.
b) Tingkat
prasadar (preconscious level)
Pada tingkat ini
aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari hanya
apabila individu memperhatikannya, misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan
yang telah dipelajari, dan lain-lain.
c) Tingkat
tidak disadari (unconscious level)
Pada tingkat ini
aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu.
Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral,
pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan
seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan lain-lain.
2. ALIRAN BEHAVIORISTIK
Teori
kepribadian behaviristik bertolak dari dan menekankan pengaruh lingkungan atau
keadaan situasional terhadap perilaku.
Tokoh-tokohnya adalah
Rotter, Dollard, Miller, dan Bandura. Para ahli tarsebut berpendapat bahwa
perilaku merupakan hasil interaksi yang terus menerus antara variable-variabel
pribadi dengan lingkungan. Dengan demikian individu dan situasi saling
mempengaruhi.
Aliran behaviorisme
memperlakukan manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang
bertigkah laku menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum
behavioris, individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik,
teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan
hidup, berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Kepribadian
sehat behavioristik :
·
Manusia adalah makhluk perespon;
lingkungan mengontrol perilaku.
·
Manusia tidak memiliki sikap diri
sendiri
·
Mementingkan faktor lingkungan
·
Menekankan pada faktor bagian
·
Menekankan pada tingkah laku yang nampak
dengan mempergunakan metode obyektif.
·
Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu.
3.
ALIRAN HUMANISTIK
Aliran
humanistik memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang membedakan menusia
dengan binatang, yaitu kebebasan untuk memilih (freedom for choice) dan
kemampuan untuk mengarahkan pekembangannya sendiri (self-direction). Banyak
ahli menyebut teori tersebut sebagai “self-theorities” karena teori-teori
tersebut membahas pengalaman-pengalaman batin, pribadi, yang berpengaruh
terhadap proses pendewasaan diri seseorang, dan pertumbuhan itu diarahkan pada
aktualisasi diri. Tokoh-tokoh utama pendekatan ini adalah Carl Rogers dan
Abraham Maslow.
4. KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT ABRAHAM MASLOW
Konsep
Kesehatan menurt maslow :
Hirarki Kebutuhan
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk mem-visualisasi
gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai
dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi
(aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Kebutuhan fisiologis/ dasar
2.
Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
3.
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.
Kebutuhan untuk dihargai
5.
Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow
mencirikan kepribadian yang sehat meliputi:
Menerima realitas secara tepat, Menerima diri dan orang lain apa
adanya, Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat, Memusatkan pada
masalah-masalah bukan pada perseorangan, Memiliki kekuasaan dan tidak
bergantung pada orang lain.
5. KEPRIBADIAN
SEHAT MENURUT TEORI ERICH FROMM
- Pengertian dasar teori fromm
Teori Erich fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial
psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana
struktur dan dinamika masyarakat tertentu telah membentuk para anggotanya
sehingga karakter tiap anggota tersebut sesuai dengan hasil yang ada pada
masyarakat.
2. Kepribadian
yg sehat menurut fromm
kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri
seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin
dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi
harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan
di cintai
3. Ciri – ciri
kepribadian sehat menurut fromm
Ø
Cinta yang produktif
cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang
perhatian, tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain
berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh
memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan
mereka.
Ø
Pikiran yang produktif
Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan
objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap
objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran
objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk
menilai secara objektif seluruh masalah.
Ø
Kebahagiaan
Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang paling hebat.
Ø
Suara hati
Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati
humanistis.
4. Perkembangan
kepribadian ” self “
Self disebut pula self concept, merupakan persepsi dan nilai – nilai
individu tentang dirinya atau hal – hal lain yang berhubungan dengan
dirinya.
5. Peranan
positive regard dalam pembentukan kepribadian individu.
Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan
menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam
masa kecil. Pada waktu diri itu berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan
cinta.
6. Ciri ciri
orang yang berfungsi sepenuhnya.
Ø
Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima
semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan
demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positif maupun negatif.
Ø
Kehidupan Eksistensial
Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap
pengalamannyasehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah
dan cenderungmenyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
Ø
Kepercayaan terhadap organisme
orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap
pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang
dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat
mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.
Ø
Perasaan Bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa
adanya paksaan – paksaan atau rintangan -rintangan antara alternatif pikiran
dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi
mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya
sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat
banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang
ingin dilakukannya
Ø
Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada
organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas
dengan ciri – ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh,
dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka
ragam di sekitarnya.
6. ABIN SYAMSUDDIN (2003)
Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang
aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
- Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
- Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
- Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen
- Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
- Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
- Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
7.
MENURUT SYAMSUL YUSUF
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri,
mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak
sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri
kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :
Kepribadian yang sehat :
- Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
- Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
- Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
- Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
- Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
- Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
- Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
- Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
- Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
- Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
- Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)
Kepribadian yang tidak sehat :
- Mudah marah (tersinggung)
- Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
- Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
- Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
- Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
- Kebiasaan berbohong
- Hiperaktif
- Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
- Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
- Sulit tidur
- Kurang memiliki rasa tanggung jawab
- Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
- Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
- Pesimis dalam menghadapi kehidupan
- Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
DAFTAR
PUSTAKA
Basuki,
A.M. Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Gunadarama.
Suryabrata,
S. (2003). Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada.
menurut-rogers-dan-maslow/
http://setowicaksono8.wordpress.com/2011/03/20/ciri-kepribadian-sehat-menurut-
behavioristik/
http://mlymutz.blogspot.com/2009/10/kesehatan-mental-teori-kepribadian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar